SEJARAH SEKOLAH

SMP Xaverius Pringsewu awalnya bernama Sekolah Menengah Katolik (SMK) yang berdiri pada tanggal 16 Agustus 1948 yang dipelopori oleh Pastor Padmoseputro.  Pada waktu itu, belum ada buku berbahasa Indonesia, semua buku bahasa Belanda. Pada masa itu juga belum ada guru. Maka Pastor Padmoseputro mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga untuk menerjemahkan buku – buku, sedangkan setiap malam Sr. M. Yosepha, Sr. M. Theresia, dan Sr. M. Arnolde yang mengajar. Mata pelajaran yang diajarakan, antara lain ilmu ukur, aljabar, sejarah umum, sejarah Indonesia, dan biologi. Saat itu sekolah dimulai dengan jumlah siswa 14 orang, terdiri dari 4 orang putri dan 10 orang putra. Lalu pada bulan September 1948 bertambah lagi satu orang putri dan satu orang putra sehingga jumlah siswa menjadi 16 orang.

Tanggal 1 Januari 1949 para guru dan siswa terpaksa mengungsi ke Padangbulan karena tentara Belanda akan sampai di Pringsewu. Di Padangbulan menempati lima rumah keluarga. Walaupun dalam pengungsian sekolah tetap berjalan terus. Pembelajaran dilaksanakan di pendopo terbuka milik keluarga Pawirodikrama. Dan pada Tanggal 1 Agustus 1949 jumlah siswa bertambah menjadi 31 orang namun saat itu masih menempati kamar tidur suster untuk sekolah.  Tepat pada tanggal 1 Juli 1949 siswa seminari dipindahkan ke Palembang.

Untunglah pada permulaan tahun 1950 tentara Belanda meninggalkan Pringsewu, sehingga pada tanggal 13 Januari 1950 dapat kembali ke Pringsewu. Dan pada tahun 1950 ini juga para pastor SCY datang ke Pringsewu. 

Pada tahun 1950  itu juga Pastor Padmoseputro pindah ke Semarang dan digantikan oleh Pastor Purwodiharjo, Pr. (1950-1951).  Namun Pastor Purwodiharjo tidak lama karena Beliau mendapat tugas baru. . Sejak saat itu, pimpinan SMP dipegang oleh Pastor AG. Oonk, SCJ (1951-1953).  Beliau pun tak lama karena harus kembali ke Jerman. Akhirnya digantikan oleh Sr. M. Solanis (1953-1956).  Beliau merasa sangat sedih menyaksikan keadaan SMP yang tidak sesuai syarat.

Beliau bersama Pastor A. Hermelink, SCJ berupaya untuk memperbaiki keadaan sekolah dengan membangun gedung SMP yang terdiri dari 6 ruang kelas dan 1 kantor guru serta diikuti usaha-usaha perbaikan lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan.  Saat itu  Mgr. A.H. Hermelink mulai mencari guru – guru dari Jawa, membeli buku – buku pelajaran, alat – alat laboratorium dan perlengkapan sekolah yang diperlukan. Kemudian dibangun gedung SMK dengan enam ruang kelas dan satu ruang kantor, sehingga para siswa menempati gedung yang baru. Berhubung pada saat itu belum ada SMP Negeri, dan baru ada sekolah SMK Xaverius dan satu sekolah swasta lain sehingga siswa berdatangan dari mana – mana.

Pada September 1957 sampai 1976 pimpinan sekolah dipegang oleh Sr. M. Arnolde.  Sejak dipegang oleh Sr. M. Arnolde, peserta didik semakin bertambah sehingga SMP Xaverius merupakan sekolah terbesar di daerah Pringsewu. Beliau pun mengupayakan pengadaan seperangkat alat-alat drumband dengan dibantu Bapak AC. Sutarno sebagai pelatih drumband.  Tidak hanya itu, SMP Xaverius pun terus membenahi diri dengan membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan, seperti menjahit, perbengkelan, beternak, pertanian, kepramukaan, serta menumbuhkan minat baca.  Hasil usaha ini pun membuahkan hasil dengan berbagai  prestasi- prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik, terutama drumband.

Tahun 1976 dipimpin oleh Sr. M. Hereswita. Di tangan Beliau juga mengalami perkembangan jumlah peserta didik.  Namun karena adanya kebijakan Yayasan Xaverius Keuskupan Tanjung Karang, mengenai awamisasi pimpinan di bawah Yayasan Xaverius Keuskupan Tanjung Karang bahwa guru DPK harus kembali ke posnya semula.  Karena  Sr. M. Hereswita sebagai  PNS (DPK)  maka Beliau  pun harus kembali ke SMP Xaverius Tanjung Karang.  Akhirnya pimpinan sekolah diserahterimakan kepada Bapak FX. Khamdani.

Pada tahun 1978-1985 pemerintah memprogramkan peningkatan mutu pendidikan sekolah melalui upgrading guru-guru, bantuan buku-buku paket, alat-alat laboratorium IPA, dll.  Berkat usulan Bapak FX. Khamdani maka sejak saat itu SMP Xaverius memiliki laboratorium.  Hasil dari usaha pendidikan tersebut sangat dirasakan oleh SMP Xaverius Pringsewu dengan prestasi-prestasinya, bahkan nilai ujian selalu masuk tiga besar untuk Lampung Selatan.

Bapak Khamdani memasuki masa pensiun  pada usia 60 tahun sebagai PNS.  Sejak tahun 1985-1996 pimpinan pun dipegang oleh Bapak AC. Sutarno. SMP Xaverius terus membenahi diri untuk menghadapi akreditasi sekolah.  Tanggal 6 Januari 1986 SMP Xaverius mendapatkan Piagam DIAKUI karena saat itu belum mempunyai surat persetujuan mendirikan sekolah swasta dari Kanwil. Akhirnya dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 1907/II2.B1/U/1992 tanggal 5 Agustus 1992, SMP Xaverius secara resmi diakui pendiriannya oleh Pemerintah.  Setelah itu SMP Xaverius menggunakan peluang untuk diakreditasi kembali.  Prestasi demi prestasi selalu diraih oleh SMP Xaverius Pringsewu, tahun 1998 SMP Xaverius meraih juara I lomba penyelengaraan sekolah tingkat Provinsi.  Keberhasilan ini pun tidak luput dari usaha sekolah. Khusus perindangan dan keindahaan, saat itu ditangani oleh Sr. M. Leonie yang sangat rajin dan mencintai tanaman-tanaman kebun.

SMP Xaverius pun terus membenahi diri dengan mengikuti perkembangan teknologi, tahun 1995 SMP Xaverius menyelenggarakan pendidikan komputer  bekerja sama dengan Gramacom, Jakarta.  

Sejak tahun 1996-1999 Bapak FX. Soenarno ditetapkan menjadi Kepala SMP Xaverius Pringsewu.  Sejak itulah gedung SMP Xaverius diganti dan dipugar seperti saat ini.  Bangunan lama telah diganti dengan bangunan baru yang diupayakan dapat melengkapi sarana dan prasarana sekolah.  Tahun 1999-2021 estafet kepemimpinan pun dilanjutkan oleh Bapak AG. Marsongko.  Tahun 2002-2014 dilanjutkan  oleh Dra. Caecilia Sartini. Di tangan Beliau SMP Xaverius terus mengukir prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik, baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat Provinsi. Setelah itu,  pada tahun 2014-2018 kepemimpinan dipegang oleh Bapak H. Sutino, S.Pd.  Dan sejak tahun 2019 sampai saat ini SMP Xaverius dipimpin oleh Bapak Drs. Yohanes Nyono.

SMP Xaverius Pringsewu akan selalu membenahi diri dengan  meningkatkan mutu pendidikan seiring perkembangan teknologi dan informasi dengan berbagai prestasi dan penanaman nilai- nilai Humanis, Kecerdasan,  Kejujuran, Kedisiplinan, dan Pelayanan (HK3P) sehingga dapat terwujudnya peserta didik yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan abad 21.